Digitalisasi Wisata Masif di Kuningan, Efeknya Nyata!

DISPORAPAR Kabupaten Kuningan – Perlahan tapi pasti, sektor pariwisata di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat mulai bangkit dari kondisi pandemi. Geliat pariwisata di Kota Kuda ini terus berangsur membaik yang ditandai semakin meningkatnya kunjungan wisatawan dari waktu ke waktu.

Beriringan dengan hal itu, transformasi digital juga sedang mulai dijalankan untuk bisa mempercepat kebangkitan sektor pariwisata. Bahkan pemerintah pusat juga telah membuat program pandu digital agar pelaku wisata bisa keluar dari krisis.

Lalu bagaimana tanggapan serta kesiapan para pelaku wisata di Kuningan dalam menyambut digitalisasi pariwisata yang mulai masif dicanangkan oleh pemerintah?

Iim Ibrahim pengelola Telaga Biru Cicerem Kuningan mengungkapkan saat ini pihaknya sedang mempersiapkan segala kebutuhan mulai dari fasilitas sarana prasarana hingga kemampuan SDM (sumber daya manusia) untuk bisa menerapkan sistem digital.

“Kalau persiapan digitalisasi kita menunggu sarana prasarana, tapi kami sudah mulai berjalan untuk memasang jaringan wifi. SDM juga sedang disiapkan juga karena yang seperti itu tidak semua memahami,” kata Iim saat berbincang dengan detikTravel, Minggu (31/10/2021).

Namun menurutnya Telaga Biru Cicerem telah memanfaatkan internet dan media sosial sebagai sarana promosi. Melalui media sosial itu pengelola Telaga Biru Cicerem dapat berinteraksi langsung dengan wisatawan yang akan maupun telah datang.

Iim menerangkan dampak penggunaan internet dan media sosial sangat besar. Wisatawan yang datang tidak hanya berasal dari wilayah Kuningan dan sekitarnya, namun juga dari daerah lain bahkan mancanegara.

“Kalau promosi sudah melalui digital, melalui Facebook, Instagram, website dan Google Maps. Dampaknya wisatawan Telaga Biru Cicerem bukan hanya dari wilayah Kuningan, tapi juga dari luar daerah Jawa sampai mancanegara ada,” ungkapnya.

Ia pun menganggap digitalisasi di sektor pariwisata saat ini sangat penting dilakukan. Namun untuk mencapai hal itu, Iim menegaskan harus disiapkan secara matang-matang agar tranformasi digital ini mampu memberikan dampak yang jauh lebih baik bagi perkembangan sektor pariwisata.

“Kalau melihat sekarang di mana semua sudah serba digital dan sudah jadi kebutuhan masyarakat, sangat perlu digitalisasi ini. Banyak wisatawan yang menanyakan fasilitas seperti booking online tiket dan pembayaran digital,” ujar Iim.

“Untuk itu ke depannya di sini mudah-mudahan bisa diterapkan digitalisasi ini. Targetnya pertengahan tahun 2022 bisa segera terwujud setelah semua persiapan tuntas,” tandasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Kuningan, Toto Toharudin, menjelaskan pihaknya telah mulai mensosialisasikan transformasi digital ke para pelaku wisata yang ada.

Menurutnya digitalisasi sangat penting untuk memudahkan wisatawan dalam mengakses segala informasi mengenai tempat wisata yang bakal dikunjungi di Kuningan.

“Sangat penting sekali karena untuk memudahkan informasi wisata itu sendiri karena sekarang era digital baik promosi ticketing juga kan salah satu yang harus kita dorong,” ucapnya saat dihubungi.

Sayangnya kata Toto saat ini belum semua pelaku wisata di Kuningan sadar akan pentingnya hal tersebut. Oleh sebab itu pihaknya juga mulai berupaya memberikan sosialisasi sembari menggandeng orang yang ahli di dunia digital.

“Untuk kendala digitalisasi saya belum tahu pasti kenapa pengelola belum mau menerapkan itu karena sampai sekarang setahu saya belum ada yang menerapkan. Nanti akan coba diskusikan dengan membawa ahli IT di bidang itu supaya mereka betul-betul memahami,” jelas Toto.

Sembari mensosialisasikan pentingnya digitalisasi di sektor pariwisata, pelaku juga terus didorong untuk terus mengembangkan sarana prasarana yang ada di lokasi wisata. Sehingga ketika waktunya tiba nanti, semua objek wisata di Kuningan bisa langsung menerapkan sistem digital.

“Jadi kita belum ngoyo banget karena sarana itu belum siap betul, objek-objek sedang berbenah dan evaluasi. Soal digitalisasi ini yang penting dulu adalah mereka (pelaku) sudah ada mainset bahwa digitalisasi itu penting paling tidak itu dulu lah,” tutup Toto