CIREBON – Cycling De Jabar 2024 sukses digelar. Ratusan peserta begitu antusias menyusuri lintasan sepanjang 213 Km dari Cirebon ke Pangandaran, Sabtu 25 Mei 2024.
Keberhasilan event ini dinilai memberikan dampak positif untuk banyak sektor, salah satunya pariwisata. Melalui Cycling de Jabar, potensi wisata di kawasan Cirebon Raya hingga Pangandaran bisa tereksplorasi secara lebih luas.
“Ini menjadi salah satu bentuk kolaborasi dalam mempromosikan pariwisata yang ada di Jawa Barat. Seperti kita tahu, Jawa Barat menjadikan pariwisata sebagai lokomotif ekonomi. Maka perlu banyak event yang diselenggarakan dan salah satunya Cycling De Jabar,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Benny Bachtiar.
“Sebelumnya event ini diadakan di Jabar selatan. Tapi tahun ini di Cirebon-Pangandaran karena potensi wisata di sini tidak kalah cantiknya. Maka dari itu perlu event semacam Cycling De Jabar untuk menyosialisasikan potensi-potensi tersebut. Minimal kami bisa menginformasikan keindahan alam dari Cirebon Raya ke Pangandaran kepada para peserta yang berpartisipasi,” tambahnya.
Melalui Cycling De Jabar, Kadisparbud berharap jumlah kunjungan wisatawan ke wilayah Cirebon Raya akan mengalami peningkatan. Terlebih aksesnya mudah dijangkau karena terdapat jalan tol dan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
“Dengan akses yang bagus, tingkat kunjungan wisatawan di kawasan Cirebon Raya ini semoga makin meningkat. Kalau seandainya banyak wisatawan yang hadir, pemerataan ekonomi dari sektor pariwisata bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat,” tuturnya.
Cycling De Jabar sudah tersaji beberapa kali berkat kolaborasi antara Pemprov Jabar, Kompas, dan sejumlah stakeholder terkait. Tahun ini event mengangkat tema ‘Sumanget Jawara’ dengan maksud membawa semangat juara bagi para pesepeda sekaligus memperkuat sinergi antar sektor sebagai satu ekosistem.
Tahun ini peserta Cycling De Jabar lebih beragam dibanding sebelum-sebelumnya. Pada 2023, sebanyak 90 persen peserta berasal dari Jawa Barat. Tapi kali ini, peserta ‘tuan rumah’ hanya 61 persen. Sedangkan 39 persen sisanya berasal dari luar provinsi Jawa Barat.
“Total 14 provinsi asal peserta. Ini pastinya sangat baik karena tentu mereka mengeluarkan uang, belanja, dan sebagainya sehingga ekonomi lokal bergulir,” jelas Adi Prinantyo, Wakil Pemimpin Redaksi Kompas.