Saptonan dan Panahan Tradisional Meriahkan Hari Jadi Kuningan ke-520

Pemerintah Kabupaten Kuningan kembali menggelar acara tradisional ketangkasan berkuda Sapton atau Saptonan dalam rangka memeriahkan Hari Jadi ke-520 Kabupaten Kuningan, Sabtu (1/9). Bertempat di lapangan sepak bola Kertawangunan, kemeriahan acara Sapton diawali dengan arak-arakan ala kerajaan yang ditampilkan oleh masyarakat dari lima kawedanan yang ada di Kabupaten Kuningan.

Di hadapan Raja Kuningan yang tak lain adalah Bupati Kuningan Acep Purnama, masing-masing kawedanan menampilkan seni pertunjukan. Diakhiri penyerahan upeti berupa hasil bumi, untuk kemudian dibagikan kepada masyarakat yang hadir memenuhi Lapangan Kertawangunan.

Usai upacara dan hiburan tari-tarian digelar, acara pun berlanjut pada acara inti yaitu lomba panahan tradisional dan ketangkasan berkuda. Puluhan penunggang kuda yang sehari-hari bekerja sebagai kusir delman menjadi peserta acara ketangkasan berkuda ini. Mereka membawa kuda terbaiknya untuk mengikuti lomba ketangkasan memasukkan tombak ke lubang cincin di bawah ember berisi air yang digantung dari atas kuda yang melaju kencang.

Satu persatu para peserta tersebut berusaha melemparkan tombak sambil menunggang kuda yang melaju kencang ke arah lubang cincin yang tergantung. Meski tampak mudah, namun tanpa keahlian khusus dan kepandaian mengendalikan kuda, sangat sulit bagi peserta untuk memasukkan tombak tersebut. Tembakan yang meleset dan malah mengenai badan ember, menyebabkan peserta terkena guyuran air dari ember yang tumpah. Sorakan para penonton yang memadati sekeliling lapangan semakin memeriahkan acara Sapton tersebut.

Bupati Kuningan Acep Purnama mengungkapkan, acara Sapton merupakan warisan tradisi leluhur masyarakat Kuningan para zaman kerajaan dulu. Sesuai namanya, kegiatan ini biasa diselenggarakan pada hari Sabtu ketika para demang menyerahkan upetinya kepada Raja Kuningan.

“Kebetulan Hari Jadi Kabupaten Kuningan yang jatuh pada tanggal 1 September kali ini juga jatuh pada hari Sabtu. Sangat pas acara Sapton tahun ini digelar pada hari Sabtu,” ujar Acep.

Acara Sapton berupa lomba ketangkasan berkuda ini, kata Acep, selalu dirangkaikan dengan lomba ketangkasan panahan tradisional. Berbeda dengan panahan yang biasa hadir dalam even kejuaraan nasional seperti Porda, PON ataupun olimpiade, panahan tradisional ini merupakan olah raga di mana setiap peserta membidikkan anak panahnya dengan busur yang dibuat secara tradisional dari bambu ke target berupa boneka Lesan berwarna putih dari jarak sekitar 50 meter.

“Ada nilai poin masin-masing bagi setiap anak panah yang mengenai sasaran pentol, kepala dan badan Lesan. Bagi yang mendapatkan nilai akumulasi tertinggi, dialah pemenangnya,” kata Acep.

Hal ini, kata Acep, sebagai bentuk pelestarian kebudayaan khas Kabupaten Kuningan yang sempat hilang ditelan zaman. Namun untuk selanjutnya, kegiatan Sapton akan terus diselenggarakan setiap peringatan Hari Jadi Kuningan bersama tradisi lain seperti panahan tradisional, babarit dan karnaval kebudayaan Kuningan.

“Tradisi Sapton merupakan aset Kuningan yang harus dipertahankan bahkan dikembangkan. Selain menghibur, acara ini juga sangat potensial mendukung pariwisata di Kabupaten Kuningan,” ujar Acep.

Sementara itu, Koordinator Pelaksana tradisi Saptonan, Toto, sekaligus Ketua Per-Dokar menerangkan, kemampuan para penunggang kuda untuk menjadi juara tidak mudah. Hal ini dibutuhkan pengetahuan, keterampilan dan keseimbangan menunggangi kuda. Dan lebih menarik lagi memiliki kedekatan dengan kudanya tersebut.

“Jumlah peserta sebanyak 22. Adapun yang menjadi sang juara mereka yang mampu memasuki tombak ke titik sasaran yang berada di bawah ember yang diisi air. Konon katanya bahwa air tersebut berasal dari 7 sumur yang dikumpulkan dari beberapa titik mata air yang ada di Kuningan,” ujar Acep.

Acara Saptonan dilaksanakan setelah terlebih dulu dilaksanakan sidang Paripurna Istimewa DPRD. Hadir dalam acara tersebut para sesepuh Kuningan dan para pejabat daerah, termasuk para undangan pejabat daerah tetangga. Tak ketinggalan hadir pula tokoh Kuningan, Agum Gumelar.

Sumber : https://www.radarcirebon.com/saptonan-meriahkan-hari-jadi-kuningan-ke-520.html